Selasa, 03 November 2015

MAKALAH MUSKULOSKELETAL

MAKALAH
MUSKULOSKELETAL

Dosen Pembimbing
Ns.Giat Wiantoro,S.Kep

Oleh :
ERIK SUTRADA
Npm. 201421039

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI
PRODI. S1-ILMU KEPERAWATAN
2015




KATA PENGANTAR

                   Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena berkat, rahmat, taufik, dan hidayah-NYA kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Anatomi dan Fisiologi Sistem Tulang” ini tepat waktu dan semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan kepada kita nantinya.
                   Makalah yang berjudul “Anatomi dan Fisiologi Sistem Tulang” ini mengandung beberapa pokok bahasan yang akan membahas tentang poin-poin penting dari Anatomi Fisiologi Sistem Tulang.
                   Terima kasih  kepada dosen pembimbing, teman-teman, dan juga orang tua kami, atas dorongan yang telah diberikan kepada kami sehingga makalah ini dapat terbentuk.
                   Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami bersedia menerima kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan di kemudian hari.


                                                                                                Jambi, Oktober 2015
                                                                                    
                                                                                                         Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar belakang
    Sendi
Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia. Merupakan dasar yang penting untuk mengenal dan mengerti cara kerja organ-organ tubuh manusia.   Otot, tulang, dan sendi bekerja sama dalam proses bergerak. Seperti yang telah kita pelajari bahwa otot terlekat pada tulang, dan otot dapat berkontraksi (tertarik), otot ini akan melekat pada sisi-sisi sendi dalam tubuh kita, jadi saat terjadi gerakan,otot pada sisi tertentu pada sendi menyesuaikan perintah yang kita berikan untuk menggerakkan tulang sehingga kita bisa bergerak. Untuk menyesuaikan gerakan yang kita inginkan otot akan berkontraksi dan sendi akan membantu menggerakkan tulang.Persendian sebagai satu kesatuan individu termasuk di dalamnya sistem rangka dan otot disebut dengan sistem musculoskeletal.
Manusia dapat melakukan pergerakan tubuh karena adanya rangka dan otot atau sendi. Tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak, bila tidak digerakkan oleh otot dan sendi. Dengan adanya kerjasama antara rangka dan sendi manusia dapat melompat, berjalan, berlari, dan melakukan aktivitas lainnya dalam kehidupan sehari-hari
         Tulang
Aktivitas gerak tubuh manusia bergantung pada efektivnya interaksi antara sendi
yang normal dengan unit-unit neuromuskolar yang menggerakannya. Elemen tersebut
juga berinteraksi untuk mendistribusikan stress mekanik ke jaringan sekitar sendi.
Otot, tendon, ligamen, rawan sendi, dan tulang saling bekerja sama agar fungsi
tersebut dapat berlangsung dengan sempurna ( Noer S., 1996 )
Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia merupakan dasar yang
penting dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan mengetahui struktur dan
fungsi tubuh manusia, seorang perawatan professional dapat makin jelas manafsirkan
perubahan yang terdapat pada alat tubuh tersebut. Anatomi tubuh manusia saling
berhubungan antara bagian satu dengan yang lainnya.
Otot
Dalam kehidupan, ada beberapa bagian yang dapat membantu antara organ satu dengan organ lainnya, contohnya saja otot. Otot dapat melekat di tulang yang berfungsi untuk bergerak aktif. Selain itu otot merupakan jaringan pada tubuh hewan yang bercirikan mampu berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari sistem saraf. Unit dasar dari seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu struktur filamen yang berukuran sangat kecil tersusun dari protein kompleks, yaitu filamen aktin dan miosin (Awik, 2004).
Pada saat otot berkontraksi, filamen-filamen tersebut saling bertautan yang mendapatkan energi dari mitokondria di sekitar miofibril. Oleh karena itu, banyak jenis otot yang saling berhubungan walaupun jenis otot terdiri dari otot lurik, otot jantung, dan otot rangka. Ketiganya mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda pula.
Otot merupakan suatu organ yang sangat penting bagi tubuh kita, karena dengan otot tubuh kita dapat berdiri tegap. Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh kita agar dapat bergerak. Otot merupakan alat gerak aktif, ini adalah suatu sifat yang penting bagi organisme. Sebagaian besar otot tubuh ini melekat pada kerangka yang menyebabkan dapat bergerak secara aktif sehingga dapat menggerakkan bagian-bagian kerangka dalam suatu letak yang tertentu.
 Sistem ini yang mempengaruhi secara langsung sedikit atau banyaknya terhadap karakteristik organoleptik (sensorik) daging dan merupakan penanggung jawab yang besar pada heterogenitas yang teramati pada tingkat sifat-sifat daging. Dengan demikian pengetahuan tentang karakteristik otot melalui struktur dan sifat-sifat jaringan muskuler diperlukan dalam pemilihan otot dan perlakuan optimal yang diterapkan pada otot.
 

  1. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
  1. Untuk mengetahui apa itu persendian
  2. Untuk mengetahui macam-macam penyakit sendi dari sistem musculoskeletal
  3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari persendian

1.3 Manfaat penulisan
Mampu memahami tentang persendian manusia dan dapat dijadikan sebagai suatu acuan pembelajaran anatomi dan fisiologi sistem musculoskeletal tentang persendian dan bermanfaat untuk mahasiswa keperawatan.

    1. Rumusan masalah
  1. Apa itu persendian
  2. Apa saja gangguan persendian
  3. Bagaimana jenis-jenis pergerakan sendi

BAB II
ISI

2.1 Pengertian sendi

Persendian atau artikulasi merupakan hubungan antar tulang-tulang yang membentuk sistem gerak pada manusia. Persendian berperan penting dalam proses gerak yang dilakukan oleh manusia.
Gerakan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya pada persendian di ikat oleh jaringan yang disebut ligamen. Gerakan pada persendian dilapisi oleh minyak sendi, jika minyak sendi pada tulang habis maka gerakan pada persendian akan menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.
Fungsi utama sendi adalah untuk memberikan fleksibilitas dan pergerakan pada tempatnya, juga sebagai poros anggota gerak. Ada beberapa sendi dalam tubuh yang hanya memberikan sedikit pergerakan, namun tetap saja sangat berfungsi untuk memberikan kestabilan pada tubuh kita.

2.2 Jenis-jenis sendi

Jenis-jenis sendi berdasarkan sifat :
  1. Sendi kaku
Merupakan persendian yang tersusun dari ujung ujung tulang rawan dan menghasilkan sedikit gerakan yang bersifat kaku. Contoh gerakan pada pergelangan tangan dan pergelangan kaki
  1. Sendi mati
Merupakan persendian yang tidak memungkinkan terjadinya gerakan. Contoh hubungan antar tulang yang membentuk tengkorak.
  1. Sendi gerak
Merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan secara bebas. Sendi gerak terdiri dari beberapa jenis.

Jenis-jenis gerak pada persendian dibedakan menjadi :
  1. Gerak inverse dan gerak eversi
Gerak inverse ialah gerak membuka telapak kaki ke arah dalam tubuh, sedangkan gerak eversi merupakan gerak kaki membuka ke arah luar, atau gerak memiringkan kaki.
  1. Gerak pronasi dan gerak supinasi
Gerak pronasi ialah gerak menelungkupkan tangan. sedangkan gerak Supinasi ialah gerakan menegadahkan tangan.
  1. Gerak elevasi dan gerak depresi
gerak elevasi ialah gerak menengadahkan kepala, sedangkan gerak depresi ialah gerakan menurunkan atau menundukkan kepala.
  1. Gerak adduksi dan gerak abduksi
gerak adduksi ialah gerak mendekati tubuh, sedangkan gerak abduksi ialah gerak menjauhi tubuh. Contoh gerak adduksi dan gerak abduksi ialah : gerakan membuka tungkai kaki, gerak merenggangkan tangan dan gerak mengacungkan tangan.
  1. Gerak fleksi dan gerak ekstensi
Gerak fleksi ialah gerakan membengkokkan atau menekuk, sedangkan gerak ekstensi ialah gerak meluruskan. Contoh gerak fleksi dan gerak ekstensi ialah : gerak pada siku, gerak pada lutut, gerak pada ruas-ruas jari dan gerak pada bahu

Jenis-jenis sendi berdasarkan Arah geraknya:
  1. Sendi plana (datar)
  • Permukaan sendi datar atau hampir datar sehingga memungkinkan tulang saling bergeser satu sama lain.
  • Pergerakan terbatas sedikit miring dan rotasi
Contoh:
  • Art sterno cavicularis
  • Art acronio clavicularis
  1. Sendi engsel (binglimus; hingo joint)
  • Sendi ini mirip engsel pada pintu
  • Sumbu gerak tegak lurus pada arah panjang tulang
  • Gerakan yang bisa dilakukan
             - Flexi
             - Extension
Contoh:
  • Sendilutut
  • Sendisiku
  • Sendimata kaki
  1. Sendi conbyloidea
  • Sendi ini mempunyai permukaan konver yang nyata bersendi dengan permukaan yang konkaf
  • Sumbu gerak dan panjang tulang parallel
  • Gerakan yang bisa dilakukan
  • Flexio
  • Exitensi
  • Abduksi
  • Adduksi
  • Sedikit rotasi
Contoh:
  • Art matecapoplangea
  • Art internbalangea

  1. Sendi elipsoidea
  • Permukaan sendi terbentuk konver ellips yang sesuai dengan permukaan sendi (konkaf ellips)
  • Gerak yang bisa di lakukan
  • Flexi
  • Extension
  • Abduksi
  • Adduksi
Contoh:
  • Art carpalia
  1. Sendi pasak (sendi kisar)
  • Terdapat pasak tulang yang dikelilingi oleh cincin ligumentum tulang
  • Sumbu gerak sesuai panjang tulang
  • Gerak yang bisa dilakukan
  • Rotasio
Contoh:
  • Art atlento-dentolis
  • Art radio ulnaris sop

  1. Sendi pelana (art sellaris: saddle-oshaplo)
  • Bentuk sendi berbentuk konkaf-konver yang saling berlawanan dan mirip pelana kuda
  • Gerakan yang dapat di lakukan:
  • Flexi atau extensi
  • Abduksi atau adduksi
  • Rotasi
  1. Sendi peluru (ball and socket: art globoidea)
  • Pada sendi ini: kepala sendi berbentuk bola, lalu sendi berbentuk socket
  • Bentuk sendi ini memungkinkan pergerakan yang sangat bebas yaitu: flexi
Contoh:
  • Abduksi
  • Adduksi
  • Rotasi dan
  • Circomdixsi

Jenis-jenis sendi berdasarkan strukturnya:
  • Sendi Fibrosa, yaitu sendi yang tidak memiliki tulang rawan, satu tulang dengan tulang lainnya dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa. Sehingga banyak dijumpai tidak dapat digerakkan.Contohnya pada sutura tulang tengkorak.
  • Sendi Kartilago, yaitu sendi yang ujung ujung tulangnya dihubungkan oleh kartilago, dan disokong oleh ligamen. Sendi Kartilago dikelompokkan lagi menjadi 2, yaitu :
  1. Sinkondrosis, merupakan sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh tulang rawan. Contohnya Sendi-sendi Kostokondral.
  2. Simfisis, merupakan sendi yang tulang-tulangnya memilii hubungan fibrokartilago dan selapis tulang rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi. Contonya bagian simfisis pubis.
  • Sendi Sinovial, yaitu sendi yang memiliki ruang antar sendi sehingga memungkinkan terjadi banyak gerakan, ujung-ujung tulangnya dilapisi oleh tulang rawah hilain yang tipis untuk menjaga benturan dan gesekan antartulang. Contohnya sadalah pada lutut.

2.3 Komponen Pembentuk Sendi










  • Ligamen, berfungsi untuk menghubungkan bagian luar ujung tulang agar menyatu dengan sendi, dan menjaga agar tidak terjadinya perubahan lokasi sendi dan tulang ketika bergerak.
  • Kapsul Sendi, berfungsi untuk menghubungkan dua tulang pada sendi tersebut, merupakan bagian berserabut yang melapisi sendi dan memiliki rongga di dalamnya.
  • Tulang Rawan Hialin, yaitu bagian yang melapisi kedua ujung tulang, berfungsi untuk menjaga tulang dari benturan atau gesekan saat terjadinya pergerakan.
  • Cairan Sinovial, yaitu cairan pelumas pada ruang sendi.

2.4 Gambar-gambar sendi







2.5 Gangguan-gangguan persendian
1.    Dislokasi,disebabkan karena bergesernya sendi dari kedudukan semula karena jaringan gantungnya (ligamentum) sobek.
2.  Ankilosis,disebabkan karena adanya suatu keadaan persendian yang tidak dapat digerakkan seolah-olah menyatu.
3.    Terkilir,adalah tertariknya ligamentum ke posisi yang tidak sesuai,tetapi sendi tidak bergeser.Terkilir dapat terjadi karena gerakan tiab-tiba atau gerakan yang jarang dan sulit dilakukan.
4.    Artritis,adalah peradangan yang terjadi pada sendi.Artritis dapat dibedakan menjadi empat sebagai berikut : 
a. Gout artritis
Gout artritis adalah gangguan persendian akibat kegagalan metabolisme asam urat. Asam urat yang tinggi dalam darah diangkut dan ditimbun dalam sendi yang kecil, biasanya pada jari-jari tangan. Akibatnya ujung-ujung ruas jari tangan membesar.
b. Osteoartritis
Osteoartritis adalah suatu penyakit kemunduran, sendi tulang rawan menipis dan mengalami degenerasi. Biasa terjadi karena usia tua.
c. Reumathoid
Reumathoid adalah suatu penyakit kronis yang terjadi pada jaringan penghubung sendi. Sendi membengkak dan terjadi kekejangan pada otot penggeraknya.
Tulang

2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Tulang
Pengertian Sistem Tulang
∙ Menurut Sweltzer S.C. Dan Bare B.G.
Tulang manusia saling berhubungan satu dengan yang lain dalam berbagai bentuk
untuk memperoleh fungsi sistem muskuloskeletal yang optimal.
2.2 Penyusun Sistem Tulang
Menurut Price S.A. Dan Wilson, L.M. (1995) sistem tulang terdiri atas :
∙ Sendi
Sendi adalah semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan tulang-
tulang tersebut dapat bergerak satu sama lain maupun tidak dapat bergerak satu
sama lain.
∙ Otot
Sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi sebagai alat
gerak aktif yang menggerakkan tulang.
∙ Rangka
Sistem penyokong organisme
∙ Tendon
Struktur dalam tubuh yang lentur tapi kuat yang menghubungkan otot ke tulang.
∙ Ligamen
Jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-serabut liat yang mengikat
tulang satu dengan tulang lain pada sendi.
∙ Bursae
Kantong kecil dari jaringan ikat diatas bagian yang bergerak, dibatasi membran
sinovial dan mengandung cairan sinovial, yang merupakan bantalan.
2.3 Jenis-Jenis Tulang
∙ Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan sebagai berikut:
1).Tulang Pipa (Tulang Panjang)
Tulang pipa berbentuk seperti tabung yang kedua ujungnya bulat (epifisis) dan bagian
tengah silindris (diafisis). Hampir seluruh bagian terdiri-dari tulang kompak (tulang
padat) dengan sedikit komponen tulang spongiosa (tulang berongga-rongga). Pada
bagian dalam terdapat rongga berisi sumsum tulang. Contoh: Tulang paha, tungkai
bawah, serta lengan atas dan lengan bawah.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipKIZ5CAlwUW9Liq5waMwiJG5z4w0cO9ptZa4Aw0DbHAGuwwMZIOo54AmO_4L3UgjDGB7O5qjO2D5LWJQA1NxEqGQ6PgaMbafjMSJytiHxENAL3EHMoGZ3_UCUoGa1TKz8iWLEwqcOMPWL/s1600/Tulang+pipa.png
2).Tulang Pendek
Tulang pendek berbentuk seperti seperti kubus atau pendek tidak beraturan.
Tulang pipih tersusun atas dua lempengan tulang kompak dan tulang spons,
didalamnya terdapat sumsum tulang. Kebanyakan tulang pipih menyusun dinding
rongga, sehingga tulang pipih ini sering berfungsi sebagai pelindung atau
memperkuat. Contoh: tulang telapak tangan dan kaki, serta ruas-ruas tulang
belakang.


3).Tulang Pipih
Tulang pipih berbentuk gepeng memipih. Tulang pipih mempunyai dua lapisan
tulang kompak yang disebut lamina eksterna dan interna ossis karnii. Kedua
lapisan dipisahkan oleh satu lapisan tulang spongiosa disebut diploe. Contoh,
tulang tengkorak, tulang rusuk, dan tulang belikat.


∙ Berdasarkan jenisnya, tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang keras.
1).Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan terdiri-dari sel-sel tulang yang mengeluarkan matriks disebut
kondrin yang dihasilkan oleh kondroblast (sel-sel pembentuk kartilago). Lama
kelamaan kondroblast terkurung oleh matriksnya sendiri dalam ruang yang
disebut lacuna. Kondroblast dalam lacuna bersifat tidak aktif dan disebut
kondrosit (sel tulang rawan).
Tulang rawan pada anak-anak berbeda dengan tulang rawan pada orang dewasa.
Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa tulang rawan pada anak-anak berasal dari
mesenkim dan lebih banyak mengandung sel-sel tulang rawan. Sementara itu,
tulang rawan orang dewasa lebih banyak mengandung matriks dan berasal dari
perikondrium (selaput tulang rawan) yang mengandung kondroblas.



Berdasarkan susunan serabutnya, tulang rawan dapat digolongkan menjadi tiga
jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Tulang rawan hialin,
mempunyai serabut tersebar dalam anyaman yang halus dan rapat. Tulang rawan
hialin terdapat di ujung-ujung tulang rusuk yang menempel ke tulang dada .
2) Tulang rawan elastis,
susunan sel dan matriksnya mirip tulang rawan hialin, tetapi tidak sehalus dan
serapat tulang rawan hialin. Tulang rawan elastis terdapat di daun telinga, laring,
dan epiglotis.
3) Tulang rawan fibrosa,
matriksnya tersusun kasar dan tidak beraturan. Tulang rawan fibrosa terdapat di
cakram antar tulang belakang dan simfisis pubis

2).Tulang Keras (Osteon)
Tulang keras merupakan kumpulan
sel-sel tulang yang mengeluarkan matriks
yang mengandung senyawa kapur dan
fosfat. Kedua senyawa ini
menyebabkan tulang menjadi keras.
Osteoblast pada lacuna menjadi tidak
aktif dan disebut osteosit (sel tulang).
Antara lakuna satu dengan lakuna lainnya
dihubungkan oleh kanalikuli. Di dalam
kanalikuli terdapat sitoplasma dan
pembuluh darah yang bertugas memenuhi
kebutuhan nutrisi osteosit.
Tulang keras dibedakan menjadi dua jenis , yaitu Jenis tulang kompak dan Jenis
tulang spons (tulang berongga). tampak bahwa tulang kompak
(tulang padat) mempunyai matriks tulang yang rapat dan padat, misalnya pada
tulang pipa. Tulang spons matriksnya berongga. Rongga-rongga pada tulang
spons diisi oleh jaringan sumsum tulang. Apabila berwarna merah berarti
mengandung sel-sel darah merah, misalnya pada epifisis tulang pipa. Apabila
berwarna kuning berarti mengandung sel-sel lemak, misalnya pada diafisis tulang
pipa.

2.4 Struktur Tulang
a. Periosteum
Pada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya periosteum.
Periosteum merupakaan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung
osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah.
Periosteum merupakan tempat mlekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dn
berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang.
b. Tulang Kompak (Compact bone)
Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak. Tulang ini
teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan
lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phospat dan Calsium Carbonat)
sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih
banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi
dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat
sehingga lebih lentur.
Tulang kompak paling banyak ditemui pada tulang kaki dan tulang tangan.
c. Tulang Spongiosa (Spongy bone)
Pada lapisan ketiga ada yang disebut lapisan spongiosa. Sesuai dengan namanya
tulang Spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut di isi oleh sumsum
tulang merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari
kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
d. Sumsum tulang (Bone Marrow)
Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum tulang.
Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang dilindungi
oleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan di bagian tulang spongiosa.
Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita karena berfungsi memproduksi
sel-sel darah yang ada dalam tubuh

2.5 Fungsi Tulang
1. Menahan jaringan tubuh dan memberi bentuk pada rangka
Misal tulang tengkorak memberi bentuk pada wajah.
2. Melindungi organ organ tubuh seperti kranium (tulang otak) melindungi otak,
tulang rusuk melindungi jantung dan paru-paru
3. Pergerakan
Misal tulang dan otot merupakan alat gerak yang berkaitan erat. Tulang tidak
dapat bergerak bila tidak dapat digerakan otot. Karena tulang tidak dapat
bergerak dengan sendirinya tanpa bantuan otot sehingga tulang sebagai alat
gerak pasif dan otot sebagai alat gerak aktif (karena sebagai penggerak
tulang).
4. Tempat melekatnya otot untuk pergerakan tubuh
5. Gudang menyimpannya mineral seperti kalsium dan hematopoesis.
Kalsium berfungsi untuk mencegah osteoporosis dan melancarkan peredaran
darah sedangkan hematopoesis adalah pembentukan komponen sel darah
diamna terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara
serentak.

2.6 Proses penulangan
Osifikasi atau yang disebut dengan proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur
embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa. Osifikasi dimulai dari sel-sel
mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut banyak mengandung
pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah
akan membentuk kondroblas.
Pembentukan tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago).
Mula-mula pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang
rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan
membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi periosteum.
Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang
disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah
sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan
demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian
pada sel-sel tulang rawan ini
Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari
zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke
daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.
Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise sehingga terjadi
pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih tersisa
tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan
satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise.
Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah
kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise, dengan
demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada
pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh
osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yang bersamaan osteoblas
di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.

2.7 Penyakit Pada Tulang
1. Osteoklerosis : kelainan tulang akibat peningkatan peningkatan kalsifikasi tulang
karena hipoparatiroid
2. Osteoporosis : terjadi karena penurunan penulangan (osifikasi) akibat peningkatan
resopsi (penurunan pembentukan tulang)
3. Osteomalasia : keadaan dimana terjadi penurunan mineralisasi tulang
4. Fraktur : patah tulang
5. Osteomilitis : inflamasi pada tulang
6. Periostitis : inflamasi pada periosteum.
 
2.1.  Pengertian Otot
Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh yang tugas utamanya kontraksi. Kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh & substansi dalamtubuh. Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek.

2.2. Karakteristiki Otot
Tiap serabut otot, banyak dari padanya di kelompokkan merupakan otot, memiliki empat sifat:
1. Iritabilitas. Otot memiliki kemampuan menerima dan menanggapi bermacam rangsang.
2. Kontraktilitas. Bila menerima rangsang. Otot memiliki kemampuan untuk memendek.
3. Ekstensibilitas. Otot memiliki sifat dapat memanjang, baik dalam keadaan aktif maupun
pasif.
4. Elastisita. Bila otot dalam keadaan memendek atau memanjang, otot memiliki kemampuan
untuk kembali kepada panjangnya waktu istirahat atau bentuk normal.
  1. Fungsi Otot
Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot berkontraksi bukan karena satu rangsangan, melainkan karena suatu rangkaian rangsangan berurutan. Rangsangan kedua memperkuat rangsangan pertama dan rangsangan ketiga memeprkuat rangsangan kedua . Dengan demikian terjadilah ketegangan atau tonus yang maksimum . Tonus yang maksimum terus – menerus disebut tetanus.    Selanjutnya, ada 2 tipe otot, yaitu otot merah dan otot putih. Otot merah kaya akan suplai darah, mengandung mitokondria dan mioglobin. Mioglobin merupakan senyawa seperti hemoglobin yang mampu mengikat O2 dean menyimpannya di dalam otot. Otot merah juga mengoksidasi asam lemak untuk memeperoleh energi. Sebaliknya, otot putih memiliki sedikit darah, mitokondria, dan mioglobin. Akan tetapi, otot putih terspesialisasi untuk melakukan pernapasan anaerobik untuk menghasilkan energi tanpa O2 sehingga cepat berkontraksi meskipun cepatlelah. 


2.4. Bagian-bagian Otot
1. Sarkolema :membram sel dari selaput otot.terdiri dari membram sel yang disebut membram plasma dan sbuah lapisan luar yang terdiri dari 1 lapisan tipis mengandung kolongen
2. Miofibril :merupakan bulatan bulatan kecil pada potongan melintang yang mengandung 1500 fm,3000 FA yang merupakan melekul.protein polimer besar untuk kontraksi otot.miofibril memiliki 2 fiamen yaitu:
     -filamen tebal yang dibentuk oleh miosin
    -  Filamen tipis yang dibentuk oleh aktin tropomiosin dan trponin
3. Sarkoplasma:miofibril miofibril terpendam dalam serat otot di dalam suatu matriks
4. Retikulum sarkoplasmik:sarkoplasma yang terdapat pada retikulum endoplasma yang terdapat dalam serat otot.
2.5.Jenis-jenis Otot
2.5.1. Otot Polos (otot volunter)
Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary, memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran pencernaan seperti:lambung dan usus.
Otot polos terdapat pada alat-alat dalam tubuh, misalnya pada:
1. Dinding saluran pencernaan
2. Saluran-saluran pernapasan
3. Pembuluh darah
4. Saluran kencing dan kelamin 
Ciri-ciri Otot Polos
  • Waktu kontraksi antara 3 sampai 180 detik 
  • Bentuk dari otot polos seperti perahu
  • Terletak pada organ dalam 
  • Memiliki satu inti sel yang berada ditengah
  • Pergerakannya dari otot polos lambat, dan mudah lelah 
  • Dipengaruhi oleh saraf otonom 
  • Otot polos biasanya berada pada bagian usus, saluran peredaran darah, otot di saluran kemih,  
  • Tidak diperintah oleh otak atau tidak dipengaruhi oleh otak

2.5.2. Otot lurik
(Otot Rangka)  Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di bawah kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunyai jalur-jalur melintang gelap (anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusun berselang-selang. Sel-selnya berbentuk silindris dan mempunvai banvak inti. Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat berkali - kali. Otot rangka ini memiliki kumpulan serabut yang dibungkus oleh fasia super fasialis. Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian:
1. Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang menggembung
2. Urat otot (tendon), merupakan kedua ujung yang mengecil. Urat otot (tendon) tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat.
Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut ini:
1. Origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukannya ketika otot berkontraksi.
2. Insersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot berkontraksi.   Otot yang dilatih terus menerus akan membesar atau mengalami hipertrofi, Sebaliknya jika otot tidak digunakan (tidak ada aktivitas) akan menjadi kisut atau mengalami atrofi. Otot polos tersusun dari sel – sel yang berbentuk kumparan halus. Masing – masing sel memiliki satu inti yang letaknya di tengah. Kontraksi otot polos tidak menurut kehendak, tetapi dipersarafi oleh saraf otonom. Otot polos terdapat pada alat-alat dalam tubuh, misalnya pada: 1. Dinding saluran pencernaan 2. Saluran-saluran pernapasan 3. Pembuluh darah 4. Saluran kencing dan kelamin  c. Otot Jantung    Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja serabut-serabutnya bercabang - cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf otonom. Otot jantung hanya terdapat di jantung. Otot jantung terlihat berjalur seperti otot rangka. Otot jantung dikawal oleh sistem saraf autonomi. Setiap sel bersambung-sambung dengan sel lain melalui cakera interkalari yang berupaya mengalirkan arus elektrik dari sel ke sel. Manfaat: supaya pengecutan jantung terselaras untuk mengepam darah. Otot jantung mengecut secara spontan walaupun tiada rangsangan diterima dari sistem saraf pusat. Letak inti sel di tengah. Dengan demikian, otot jantung disebut juga otot lurik yang bekerja tidak menurutkehendak.

Ciri-Ciri Otot Lurik :
  • Bentuk selindris dengan garis gelap terang
  • Melekat pada rangka 
  • Bekerja secara sadar dengan perintah otak
  • Cepat dan mudah lelah
  • Bentuk yang panjang dan m
  • emiliki banyak inti sel (multi sel)
  • Mempunya pigmen mioglobin
  • Inti sel yang berada di tepi 
2.5.3. Otot Jantung
Otot jantung atau myocardium adalah otot yang bekerja secara terus menerus tampa istirahat atau berhenti. Otot jantung merupakan perpaduan antara otot lurik dan otot polos karna adanya persamaan yang ada pada otot jantung misalnya, memiliki sisi gelap terang dan inti sel yang berada ditengah. Otot jantung berfungsi dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Otot Jantung bekerja dibawah kesadaran manusia saraf yang memengaruhi otot jantung adalah saraf simpatik dan parasimpatik
Ciri-Ciri Otot Jantung :
- Otot jantung yang berbentuk silindris
- Memiliki percabangan disebut sinsitium 
- Otot Jantung terletak pada jantung
- Memiliki satu Inti sel yang berada ditengah
- Bekerja tampa kesadaran manusia 
- Bekerja terus menerus dan tak membutuhkan istirahat

2.6.Sifat Kerja Otot Sifat kerja otot
   
  1. Antagonis  
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Jika otot pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarik atau terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua berkontraksi akan menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot antagonis adalah otot bisep dan trisep. Otot bisep adalah otot yang memiliki dua ujung (dua tendon) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga jung (tiga tendon) yang melekat pada tulang, terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.   Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak berlawanan, contohnya adalah:
1. Ekstensor( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan otot bisep.
2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak tangan sejajar bahu dan sikap sempurna.
3. Depresor (ke bawah) dan adduktor ( ke atas), misalnya gerak kepala merunduk dan menengadah.
4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak tangan menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup. 

  1. Sinergis    
Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah. Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan telapak tngan menengadah atau menelungkup).      Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama – sama dengan tujuan yang sama. Jadi, otot – otot itu berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama. Misalnya, otot – otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita menarik napas, atau otot pronator, yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan menengadah atau menelungkup. Gerakan pada bagian tubuh, umumnya melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi. Apabila otot berkontraksi, maka otot akan menarik tulang yang dilekatinya sehingga tulang tersebut bergerak pada sendi yang dimilikinya.     Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras, dan bagian tengahnya menggembung. Karena memendek, tulang yang dilekati otot tersebut tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk menggerakan tulang ke satu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi. Namun relaksasi otot ini saja tidak cukup. Tulang harus ditarik ke posisi semula. Oleh karena itu, harus ada otot lain yang berkon traksi yang merupakan kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja berbeda. Berdasarkan tujuan kerjanya tadi, otot dibedakan menjadi otot antagonis dan otot sinergis.  


  1. Mekanisme Gerak Otot  
 Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X, Hansen dan Huxly (l955) mengemukkan teori kontraksi otot yang disebut model sliding filaments.    Model ini menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di dalam sel otot kontraktil yang berupa filament aktin dan filamen miosin.. Rangsangan yang diterima oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan energi. Pada waktu kontraksi, filamen aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (zona H adalah bagian terang di antara 2 pita gelap). Dengan demikian serabut otot menjadi memendek yang tetap panjangnya ialah ban A (pita gelap), sedangkan ban I (pita terang) dan zona H bertambah pendek waktu kontraksi. Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah, pada saat inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini mengubah sudut perlekatan ujung myosin menjadi miosin ekor. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP bergabung dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang Iagi.

  1. Sumber Energi Gerak Otot
Sumber energi utama untuk gerakan (kontraksi) otot yaitu adenosin tri fosfat (ATP). Akan tetapi, jumlah yang tersedia hanya dapat digunakan untuk kontraksi dalam waktu beberapa detik saja. Otot vertebrata mengandung lebih banyak cadangan energi fosfat yang tinggi berupa kreatin fosfat sehingga akan dibebaskan sejumlah energi yang segera dipakai untuk membentuk ATP dari ADP. ATP dihasilkan dari proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat dan lemak. Terjadinya kontraksi otot sebagai akibat adanya interaksi antara protein otot aktin dan miosin yang membutuhkan ATP melalui bantuan enzim yang dikenal sebagai enzim ATP-ase.
     Aktin + Miosin           ATP-ase                Aktomiosin
Sumber energi lainnya pada otot, yaitu fosfokreatin. Fosfokreatin ini adalah suatu bentuk persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat pada otot dalam konsentrasi yang tinggi.

                                        Kreatin
                      Fosfokreatin + ADP                             Kreatin + ATP
 Fosfokinase

Fosfokreatin tidak dapat digunakan secara langsung sebagai sumber energi, tetapi dapat memberikan energinya kepada ADP.
Banyaknya fosfokreatin yang terdapat pada otot lurik, lebih dari lima kali jumlah ATP. Proses terpecahkan ATP dan fosfokreatin untuk menghasilkan energi tidak membutuhkan oksigen bebas (respirasi anaerob). Oleh karena itu, disebut proses anaerob. Apabila otot melakukan kontraksi secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama maka otot akan mengalami kelelahan. Hal tersebut terjadi sebagai akibat turunnya kandungan konsentrasi ATP dan fosfokreatin. Sebaliknya, pada saat ini justru akan terjadi kenaikan konsentrasi ADP, AMP, dan asam laktat.
  1. Kontraksi dan relaksasi Otot
  • Tahap-tahap kontraksi dan relaksasi otot
  1. Sinyal listrik masuk ke dalam sel saraf yang menyebabkan sel saraf mengeluarkan sinyal kimia (neurotransmiter) di celah (sinapsis) antara sel saraf dan sel otot.
  2. Sinyal kimia memasuki sel otot dan berikatan langsung dengan protein reseptor yang ada di membrane plasma sel otot (sarkolema) dan menimbulkan potensial aksi di sel otot.
  3. Potensial aksi yang terjadi ini menyebar ke seluruh bagian sel otot dan masuk ke sel melalui T-tubule.
  4. Potensial aksi membuka gerbang bagi tempat penyimpanan kalsium (sarcoplasmic reticulum).
  5. Ion Ca2+ bergerak ke sitoplasma sel otot (sarkoplasma) tempat di mana aktin dan miosin berada.
  6. Ion kalsium berikatan pada molekul troponin-tropomiosin yang terletak di daerah lekukan filamen aktin. Biasanya molekul tropomiosin melilit aktin di mana miosin dapat membentuk crossbrigdes.
  7. Saat berikatan dengan ion kalsium, troponin mengubah bentuk dan menggeser tropomiosin keluar dari lekukan aktin, memperlihatkan ikatan aktin-miosin.
  8. Miosin berinteraksi dengan aktin melalui putaran crossbrigdes. Dan kemudian otot berkontraksi, menghasilkan tenaga dan memendek.
  9. Setelah potensial aksi lewat gerbang Ca2+ menutup kembali, Ca2+ yang ada di retikulum sarkoplasma akhirnya dilepaskan dari sarkoplasma.
  10. Saat itu juga troponin kehilangan konsentrasi Ca2+.
  11. Troponin kembali ke posisi semula dan tropomiosin kembali melilit ikatan aktin-miosin di filamen aktin.
  12. Karena tidak terbentuknya site di mana terjadi ikatan aktin-miosin, maka tidak ada crossbridgesyang terbentuk dan otot kembali rileks.
Semua aktivitas di atas memerlukan energi. Otot menggunakan energi dalam bentuk ATP. Energi dari ATP dipakai untuk mengulang kembali dari awal kepala crossbridges miosin dan melepaskan filamen aktin. Dan untuk menghasilkan ATP, otot melakukan hal berikut:
  1. Memecah fosfokreatin (bentuk penyimpanan fosfat berenergi tinggi) dan menambahkan fosfat pada ADP untuk membentuk ATP.
  2. Melakukan respirasi anaerob, menghasilkan asam laktat dan membentuk ATP.
  3. Melakukan respirasi aerob, memecah glukosa, lemak, dan protein dalam suasana O2menghasilkan ATP.
  1. Kelainan Pada Otot
  1. Atrofi otot, merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau karena kehilangan kemampuan berkontraksi, misalnya lumpuh.
  2. Distorsi otot, penyakit ini diperkirakan merupakan penyakit genetis dan bersifat kronis pada otot anak-anak.
  3. Hipertrofi otot, merupakan kelainan otot yang menyebabkan otot menjadi lebih besar dan lebih kuat karena sering digunakan, misalnya pada binaragawan.
  4. Hernia abdominal, kelainan ini terjadi apabila dinding otot abdominal sobek dan menyebabkan usus melorot masuk ke rongga perut.
  5. Kelelahan otot, karena kontraksi secara terus-menerus menyebabkan kram atau kejang.
  6. Tetanus, merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena bakteri tetanus.

BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Pada sendi yang dapat digerakkan, ujung persendian tulang ditutupi oleh tulang rawan hialin yang halus. Persendian tulang tersebut dikelilingi oleh selubung fibrus kuat kapsul sendi. Kapsul dilapisi oleh membrane, sinovium, yang mensekresi cairan pelumas dan peredam getaran ke dalam kapsul sendi. Ligamen, mengikat tulang dalam sendi. Ligamen dan tendon otot yang melintasi sendi, menjaga stabilitas sendi. Bursa adalah suatu kantung yang berisi cairan sinovial, biasanya merupakan bantalan bagi pergerakan tendon, ligamen dan tulang di siku, lutut dan beberapa sendi lainnya.
  1. Saran
Setelah membaca makalah ini, semoga pembaca dapat mengetahui atau memahami tentang bagian-bagian dari sistem musculoskeletal mengenai sendi dan juga fungsinya masing-masing dengan benar.